Sigit mengingatkan, aplikasi tidak bisa sekedar dibuat. “Harus ada tim yang mengelolanya secara profesional, termasuk menangani soal keamanan data. Katakanlah satu aplikasi ditangani tim kecil beranggotakan sepuluh orang saja, 27 Ribu aplikasi ini membutuhkan lebih dari seperempat juta orang tenaga TI. Berapa biaya yang harus dikeluarkan negara?” ujarnya.
Setelah pemerintah melakukan pemetaan kebutuhan aplikasi secara nasional, PSI menyarankan pembuatan, perbaikan, dan pengelolaan aplikasinya dilakukan secara terpusat. “Bisa di bawah koordinasi Menko Marves atau di bawah Kominfo, tapi jangan disebar lagi seperti sekarang,” kata Sigit.
Masih menurut Sigit, jika pengembangan dan pengelolaan aplikasi sudah dipusatkan pada satu lembaga, baru pemerintah bisa menantang anak-anak muda ahli TI untuk bergabung. “Saya yakin banyak sekali anak muda Indonesia yang mampu,” pungkasnya.