Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

7 Poin Amarah Presiden Jokowi di Bali

7 Poin Amarah Presiden Jokowi di BaliPartaiku.id – Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bali pada Jumat (25/3) menjadi sorotan setelah sang presiden meluapkan kritik hingga amarahnya terkait kondisi Indonesia yang dinilainya masih terlalu banyak impor barang. Dalam acara ‘Pengarahan Presiden RI tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia’ yang dihadiri berbagai menteri, kepala BUMN, dan kepala daerah itu, Jokowi sampai mengeluarkan kata bodoh hingga melarang peserta yang hadir tepuk tangan di sela-sela dirinya berbicara.

Soal Instansi Tak Mau Pakai Produk UMKM: Bodoh Sekali

Presiden Jokowi mengaku geram masih banyak kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah yang mengimpor barang-barang yang sebenarnya bisa diproduksi oleh dalam negeri. Bahkan, menurut Jokowi, Indonesia bodoh masih melakukan impor itu.

Mulanya, Jokowi menyatakan sebetulnya APBN maupun APBD hingga anggaran BUMN bisa memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Caranya adalah dengan membeli produk-produk dalam negeri. Namun sayang, hal itu menurutnya belum banyak dilakukan oleh instansi pemerintah.

“Kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita. Kok enggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini,” ujar Jokowi.

“Duit kita, capital outflow keluar, pekerjaan ada di sana, bukan di sini. Coba kita belokkan semua ke sini, barang yang kita beli barang dalam negeri,” imbuhnya.

Perintah Pecat Bos BUMN yang Suka Impor

Presiden Jokowi juga memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir mencopot direktur utama perusahaan pelat merah yang masih gemar impor dalam menggunakan anggaran pengadaan barang dan jasa.

“Jika ada yang tidak taat terhadap apa yang saya sepakati hari ini, BUMN saya sampaikan, menteri BUMN, ganti direktur utamanya, ganti, ngapain kita,” ungkap Jokowi

Begitu juga dengan menteri. Jika masih ada kementerian yang masih mengutamakan impor dalam menggunakan anggaran pengadaan dan barang jasa, maka Jokowi tak akan pikir panjang untuk mencopotnya.

Singgung Reshuffle Menteri

Presiden Jokowi selanjutnya menyinggung soal reshuffle atau kocok ulang kabinet. Awalnya, Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir, mengganti direktur utama (dirut) di perusahaan BUMN yang tidak taat pada hal-hal yang sudah disepakati.

“Jika ada yang tidak taat apa yang kita sepakati hari ini. BUMN, saya sampaikan ke Menteri BUMN, ganti dirut-nya. Ganti, ngapain kita…,” kata Jokowi saat memberikan arahan seperti ditayangkan lewat Youtube, Sekretariat Presiden, Jumat (25/3

Setelah itu, Jokowi menyinggung soal reshuffle kabinet. Menurutnya, penggantian dirut merupakan urusan Menteri BUMN, namun untuk di kementerian, penggantian merupakan bagiannya sebagai presiden.

“Kementerian, sama saja, tapi itu bagian saya. Reshuffle sudah…. akan saya awasi betul,” katanya.

Seragam Polisi-TNI Masih Impor

Presiden Jokowi juga menumpahkan amarahnya terkait masih banyaknya kementerian, lembaga, pemerintah daerah yang masih gemar belanja barang impor. Kejengkelan pertama, ia arahkah pada impor seragam, sepatu tentara dan polisi.

“Ini kita bisa produksi di mana-mana bisa, jangan diteruskan,” kata Jokowi.

Kedua, impor tempat tidur di rumah sakit dan alat kesehatan. Berkaitan dengan impor alat kesehatan dan tempat tidur rumah sakit ini, kejengkelan langsung ia arahkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

“Alkes, menteri kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat ada di Yogyakarta, Bekas, Tangerang. (Tapi) masih impor, mau diteruskan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel,” katanya.

Ketiga, impor alat pertanian. Kegeraman terjadi saat Jokowi menanam jagung di Atambua Kamis (24/3) kemarin. Saat itu Jokowi menemukan traktor yang sebenarnya tidak berteknologi tinggi dibeli dari luar negeri.

Keempat, impor pensil, kertas, pulpen, bangku, kursi, laptop. Jokowi mengaku heran dengan fenomena itu.

“Alat mesin pertanian, traktor tak berteknologi tinggi saja impor, jengkel saya,” katanya.

Minta Hadirin Tak Tepuk Tangan

Saking jengkelnya, Jokowi bahkan dua kali melarang peserta yang hadir di ruangan itu untuk tepuk tangan saat dirinya menyampaikan pengarahan. Jokowi bahkan sampai menunjuk kepala sendiri saking jengkelnya, karena tidak habis pikir melihat kementerian, lembaga, Pemda, dan BUMN banyak masih membeli barang impor.
“Uang-uang APBN, uang rakyat, uang kita sendiri kok dibelikan barang impor, itu kadang-kadang gimana toh? Aduh. Saya detilkan lagi, gregetan saya,” ujarnya.

Jokowi kemudian mengatakan saat ini dunia menghadapi kelangkaan energi, kelangkaan pangan, hingga kelangkaan kontainer. Selain itu, harga-harga pun melonjak naik.

Di tengah kondisi itu, Jokowi mengatakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah memaksimalkan APBN-APBD. Dia ingin masyarakat bangga membeli produk dalam negeri. Para peserta kemudian bertepuk tangan dan langsung dilarang Jokowi,

“Jangan tepuk tangan dulu,” ujarnya.

Kesal Realisasi Belanja Produk Lokal Baru Rp214 T

Presiden Jokowi melanjutkan realisasi pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri baru atau made in Indonesia Rp214 triliun per Jumat (25/3) pagi. Angka ini setara dengan 14 persen dari total anggaran yang sebesar Rp1.481 triliun.

Jokowi menjelaskan anggaran untuk pengadaan barang dan jasa begitu besar tahun ini. Rinciannya, anggaran pusat sebesar Rp526 triliun, daerah Rp535 triliun, dan BUMN Rp420 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp1.481 triliun.

“Ini uang besar sekali, tidak pernah kita lihat dan ini kalau digunakan 40 persen saja (untuk pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri), maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkap Jokowi dalam Pengarahan Presiden RI tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Jumat (25/3).

Minta Jaksa Agung Awasi Impor

Presiden Jokowi kemudian juga meminta Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengawasi produk impor yang masuk ke Indonesia. Ia mewanti-wanti produk impor tersebut jangan sampai dicap merupakan produk buatan dalam negeri.

“Saya minta Jaksa Agung, jangan sampai ada barang-barang impor masuk ke sini dicap produk dalam negeri,” kata Jokowi.

Dia menyampaikan, produk impor diklaim sebagai produk buatan dalam negeri sering terlihat di platform jual-beli yang dilakukan oleh para agregator. Ia pun meminta Menteri Dalam Negeri Muhammad Luthfi bersama Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Askolani, untuk mengikuti, mengawal, dan mengawasi produk-produk impor yang masuk ke Indonesia secara serius.

“Karena sering di marketplace itu ada yang namanya agregator, ngecapin-ngecapin. Jangan dipikir kita enggak ngerti. Saya peringatkan dua kali perusahan teknologi yang ini, ini saya enggak, besoknya hilang,” ucap dia.

“Tapi jangan cuma dua ini, ini saya pantau, saya minta betul-betul ini diikuti, dikawal, diawasi, termasuk Mendag, Dirjen Bea Cukai, di lapangan dilihat betul,” sambungnya.

(khr/rds)

 

Show More
Back to top button

Adblock Detect

Please consider supporting us by disabling your ad blocker