Abdy melanjutkan, sebagai sebuah entitas yang dilahirkan dan dibentuk dengan satu bewust (kesadaran) bersama akan pentingnya spirit kebangsaan dalam kontek keIndonesiaan, Alumni GMNI selalu menjadi Garda terdepan dan agresif dalam berbicara tentang persatuan nasional. Tidak saja untuk menjaga Indonesia secara naratif melalui diskursus dalam ruang-ruang yang terbatas tapi juga secara atraktif ditunjukan dengan tindakan (daad).
“Dalam perspektif inilah Alumni GMNI memiliki kesamaan pandangan dengan TNI dalam menjaga Indonesia karena memiliki paradigma yang sama yaitu terhadap politik Negara,” ungkap Abdy
Abdy menyatakan, diaspora alumni GMNI yang menyebar kesemua lini kehidupan berbangsa dan bernegara boleh dikatakan memiliki andil yang besar agar tetap kokohnya persatuan nasional. Maka, ada adagium ada di mana-mana tapi tetap tidak kemana-mana. Adagium itu sangat sarat pesan, boleh ada di manapun pengabdiannya tapi tetaplah tidak lari dari ideologi persatuan Nasional, yang secara realitas dapat menyatukan semua kalangan yang datang melaui Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan yaitu Pancasila.