“Sehingga, jika diilustrasikan, diandaikan sebagai sumber mata air- yang mengaliri sungai, danau, waduk, embung dan, semua ruang yang ada dan membutuhkannya sehingga begitu pentingnya sumber mata air tersebut. Namun, demikian meskipun mengalir kemana-mana tapi semuanya tetap Hilir-nya mengalir kelaut,” papar Abdy.
“Nah, disitulah keistimewaannya Alumni GMNI, jika dibandingkan dengan entitas lainnya yang ada di Republik, meskipun mengisi ruang pengabdian yang berbeda tapi tetap menjaga kesetiaan kepada Tanah Air, Bangsa dan Negara yaitu Indonesia Raya,” tambahnya.
Hari ini alumni GMNI tersebar ada yang menjadi Akademisi, Birokrat, Politisi, entrepreneurs, profesional, budayawan dan sebagainya. Itulah yang terus mengingatkan dan menterjemahkan kepada alumni GMNI tentang Legacy Bung Karno yaitu Trisakti, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.
“Dahsyat, Bukan ? Itulah yang disebut dengan potensi yang ‘hidup’. Namun demikian potensi hidup sepertinya hari ini ‘kehabisan nafas’ tidak percaya diri hanya karena satu povokasi tentang kuantitas yang ‘Ikut’ dalam pemerintahan periodesasi ini- padahal kedepan harapannya sangatlah menjulang. Dus, teruslah jaga optimisme , percaya diri terhadap kecintaan Alumni GMNI kepada Indonesia Raya- mari songsong masa depan Indonesia dan singsingkan lengan melalui gagasan- gagasan visioner sekali lagi untuk Indonesia Raya,” tegas Abdy.