“Saya rasa itu pandangan pribadinya Pak Luhut, tetapi punya dampak yang menghabiskan energi di publik pada saat ini. Tapi tentu kita tunggu klarifikasi yang bersangkutan,” kata Wanto dalam sebuah diskusi yang berlangsung secara daring.
Sebelumnya, Luhut mengklaim big data yang berisi percakapan 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan Pemilu 2024. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan hasil hitung empat lembaga survei.
Luhut juga mengklaim pemilih Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan PDIP mendukung wacana tersebut. Meskipun begitu, ketiga partai politik tersebut sudah menyatakan menolak usulan penundaan Pemilu 2024.
Luhut mengklaim rakyat tidak mau uang Rp110 triliun dipakai untuk menyelenggarakan pemilu serentak.
“Itu yang rakyat ngomong. Nah, ini kan ceruk ini atau orang-orang ini ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, ada yang di PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar,” klaim Luhut dalam siniar di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Jumat (11/3).
Belakangan, Luhut menolak untuk membuka big data yang dia klaim sebagai dasar penundaan Pemilu 2024.
Luhut menyatakan data yang dirinya sampaikan adalah data asli. Politikus Golkar itu mengingatkan saat ini teknologi sudah canggih sehingga memungkinkan untuk membaca preferensi masyarakat.