“Sebagai bagian dari komunitas dunia, kita menyadari adanya berbagai ancaman perang dari berbagai sebab yang juga penting untuk dipikirkan,” tegasnya. Adian mengaku miris dengan banyaknya perdebatan soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden atau penundaan pemilu, di sisi lain rakyat sedang kesulitan.
Selain itu, wacana penundaan pemilihan umum (pemilu) 2024 yang dihembuskan sejumlah ketua umum parpol dinilai telah kehilangan pamor.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, hilangnya pamor itu karena penolakan publik yang relatif kencang.
“Publik menolak, peta politik di Senayan berubah total,” kata Arya dalam diskusi bertajuk “Perpanjangan Masa Jabatan Menyisip Suksesi 2024” di Jakarta Barat, Minggu (13/3).
Berdasarkan hasil survei opini publik dari lembaga survei yang kredibel, katanya, publik memiliki kecenderungan untuk menolak usulan perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu Serentak 2024.
“Survei opini publik hasilnya sudah jelas. Kalau dari lembaga-lembaga big data kredibel, banyak orang yang enggak setuju,” tegasnya.