“Memang konstitusi bukan kitab suci, tetapi juga jangan dipermainkan, katanya suara rakyat, suara rakyat yang mana? Kalau kemudian direkayasa sedemikian rupa untuk melanggengkan kekuasaan, ini yang tidak benar,” tegas AHY.
AHY juga mengkritik big data yang diklaim Luhut Binsar Panjaitan sebagai dalil penundaan pemilu 2024. AHY mempertanyakan keabsahan big data yang dimiliki Luhut, karena bertentangan dengan sejumlah hasil survei yang menunjukkan data sebaliknya.
Putra sulung SBY ini mengingatkan Luhut agar tidak bermain-main dan memanipulasi suara rakyat.
“Rakyat yang mana? Big data? Katanya banyak sekali di jagat maya. Dicek dong harusnya, dari twitter, yang aktif cuma 10 ribuan artinya cuma 0,05 persen itu pun sekali lagi belum tentu suara organik. Buzzer emang nggak bekerja? Artinya sekali lagi rakyat yang mana, marilah jangan kita membiarkan ada mereka yang memanipulasi suara rakyat. Memanipulasi data dan informasi. Jangan mempermainkan suara rakyat,” kata AHY.