Airlangga Hartarto dinilai sukses memimpin Partai Golkar di era transisi. Ketika Golkar dilanda badai konflik internal dan kasus korupsi yang menerpa elitenya, Airlangga mampu mempertahankan posisi Golkar sebagai partai papan atas.
Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, Airlangga mampu membawa perubahan positif bagi Partai Golkar, menyatukan stake holder partai itu menghadapi Pemilu 2019.
“Airlangga berhasil jaga Golkar sebagai parpol papan atas,” ungkap Hendri, Rabu (4/9).
Hendri menerangkan, Menteri Perindustrian itu mengambil alih kepemimpinan Golkar pada fase peralihan dimana ketum Golkar kerap berganti lantaran tersangkut masalah korupsi seperti Setya Novanto dan Idrus Marham. Meski tidak datang dari awal, kiprah Airlangga dianggap mumpuni menjaga eksistensi Golkar.
“Airlangga masuk di peralihan ya. Dia kan enggak datang dari awal, ada Setnov, Akom (Ade Komarudin) ada Setnov lagi, sempet Idrus baru akhirnya Airlangga.” jelasnya.
Ketika itu, Airlangga menghadapi tantangan yang tak ringan, yakni waktu konsolidasi yang singkat mengingat pemilu 2019 tinggal satu setengah tahun saja.
“Jadi dengan keterbatasan menurut saya, dia (Airlangga) cukup mampu mempertahankan Golkar berada di level parpol papan atas.”