“Ini perlu dibicarakan secara konsensus antara Ketum-ketum partai, dan kita ini bukan keputusan model Barat, tapi model Indonesia masyarakat untuk mufakat,” katanya.
Terpisah, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengaku fraksinya di MPR bakal mengundang para pakar untuk membahas wacana penundaan Pemilu 2024. Pihaknya akan mengundang para pakar, baik yang pro maupun kontra agar wacana penundaan pemilu dibahas secara ilmiah.
Menurut dia, hal itu lumrah dilakukan guna mengantisipasi segala kemungkinan bak pembahasan masalah keagamaan yang belum ada dalilnya di forum Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama.
“Kalau di NU, barang-barang yang enggak mungkin di-Bahtsul Masail-kan. Karana apa, karena itu mendidik kecerdasan. Dalam hukum itu biasa. Pengandaian, membuat simulasi,” kata dia dalam diskusi di kompleks parlemen DPR, Kamis (10/3).
Partai Golkar, PKB, dan PAN diketahui menjadi tiga partai koalisi yang mengusulkan wacana penundaan Pemilu 2024. Mereka beralasan momentum pemulihan ekonomi akibat pandemi tak bisa diganggu oleh pemilu.
Sementara, parpol lainnya menyatakan penolakan atau belum bersikap tegas.