Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sejak tahun 2016 menggantikan Saleh Husin dari Partai Hanura yang kena reshuffle. Pada era Presiden SBY, kursi menperin juga dikuasai oleh Golkar, nama-nama seperti Fahmi Idris (2004-2009) dan MS Hidayat (2009-2014) juga sama-sama dari Golkar. Setidaknya lebih dari 10 tahun terakhir, kursi menperin lebih banyak diisi oleh politisi, khususnya Golkar.
Airlangga Hartarto dipilih kembali oleh Presiden Joko Widodo sebagai menteri. Kali ini, Airlangga memimpin tim ekonomi dan menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju.
Pada Kabinet Kerja, Ketua Umum Partai Golkar ini menjabat Menteri Perindustrian sejak Juli 2016. Dia masuk kabinet di tengah-tengah karena terpilih untuk menggantikan Saleh Husin.
Sebelum masuk ke dunia politik, Airlangga mengawali karirnya sebagai pengusaha.
Ia pernah menjabat Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk, Bekasi pada 1987. Pada 1994, ia menjabat Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas.
Lalu, selanjutnya, ia menjabat Presiden Direktur PT Bisma Narendra. Kemudian pada 2004, ia menjabat Komisaris PT Sorini Corporation Tbk Pandaan, Malang.
Ia memulai karir politiknya sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019.
Pada 2018, Airlangga terpilih sebagai Ketua Umum Golkar secara aklamasi pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Airlangga terpilih sebagai ketua umum menggantikan Setya Novanto yang tersangkut kasus korupsi e-KTP.
Di bawah kepemimpinan Airlangga, Kementerian Perindustrian menjalankan program industri 4.0, yakni sebuah model industri yang mengoptimalisasikan teknologi informasi.