“Sentimen negatif sebanyak 1.186 mentions atau 94,3 persen sementara hanya 72 mentions atau sekitar 5,7 persen yang bernada positif,” kata Yayan.
Sementara, saat cakupan waktu analisis itu diperluas hingga seminggu terakhir, sentimen warganet terhadap wacana penundaan Pemilu juga negatif. Setidaknya, kata Yayan, dalam satu hari terdapat 1.000 mentions negatif.
Selain itu, Yayan juga mengungkapkan analisis lain mengenai penundaan Pemilu berpengaruh negatif terhadap penyelenggara Pemilu terpilih. Jika kata kunci ‘penundaan Pemilu’ disandingkan dengan ‘KPU’ pada 8-15 Maret, kata Yayan, didominasi sentimen negatif.
“Artinya setiap percakapan yang menyoal penundaan Pemilu berharap bahwa KPU tidak terpengaruh dengan isu penundaan Pemilu dan tetap menjalankan tahapan yang sudah disepakati,” tuturnya.
Yayan menyebut warganet memiliki anggapan KPU dan Bawaslu berpeluang dijadikan alasan untuk melegitimasi penundaan Pemilu. PB PMII kemudian mendorong agar KPU dan Bawaslu segera membahas dan memastikan persiapan tahapan Pemilu berjalan.
Jika tidak, dikhawatirkan isu yang digelontorkan Luhut ini dapat membuat kepercayaan publik kepada KPU Bawaslu menurun.