Menurutnya, Andi Mallarangeng tidak perlu memberikan komparasi tentang apa yang terjadi pada jaman SBY ataupun jamannya Jokowi. Justru, kata Wanto, kalau dijabarkan lebih dalam akan membuat, malu Partai Demokrat, partanya sendiri.
“Seharusnya Andi ini malu dong, kalau bu Mega, Pak Prabowo dan Mbak Puan bertemu berbicara masalah kebangsaan, apa kabarnya saat SBY berkuasa? Istana dipakai untuk merancang apa? Orang bisa berpikir korupsi. Saya tanya balik ke Andi Alfian soal Mega Skandal Hambalang, bagaimana? Seharusnya Andi Mallarangeng menjawab mengapa saksi kunci Hambalang meninggal secara tidak wajar. Jelaskan saja itu dulu baru berkomentar,” ujar Mantan aktivis 98 lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Selanjutnya Wanto menjelaskan, pertemuan yang terjadi di Istana tersebut tentunya bukan agenda yang dirancang khusus untuk pertemuan politik. Karena momentum pelantikan Panglima TNI dan semua hadir di acara itu. Sehingga tidak menjadi masalah jika mereka bertemu dan berdiskusi tentang kebangsaan disana.
“Lebih baik Demokrat koreksi ke dalam, mengapa orang yang pernah kena kasus narkoba, dan korupsi masih ditampung dan bahkan menjadi elit le partainya loh. Ampun deh,” tandas Wanto. (*)