Dia juga meminta kepada jajaran Kementan agar tidak ada kebohongan data terkait realisasi target program. Dengan adanya pemotongan anggaran ini, dia mau berbagai target yang sekiranya terlalu tinggi untuk dikurangi dan kegiatan yang berpotensi gagal di lapangan agar ditunda.
“Saya secara pribadi sangat menyesalkan pemotongan ini karena lagi pandemi, hampir semua negara menahan pangannya, sementara kita ini butuh peningkatan pangan, (malah) dipotong Rp 6 triliun sekian. Saya tidak mau lagi ada kebohongan data. Kalau Rp 21 triliun penghasilannya 5.000 ton, kalau Rp 15 triliun produksinya 3.500 ton, terang-terangan saja, kalau duitnya tidak cukup turunkan,” tuturnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Ono Surono. Dia menyayangkan adanya pemotongan anggaran yang terlalu besar di sektor pertanian, padahal pangan merupakan kebutuhan dasar manusia terlebih di masa pandemi ini.
“Kenapa di saat kondisi krisis anggaran, Kementan harus dipotong begitu banyak padahal pangan merupakan kebutuhan dasar rakyat yang tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab Kementan. Apakah memang Pak Menteri dan jajarannya tidak mampu untuk bisa melakukan penjelasan yang sangat penting kepada pemerintah agar tidak dipotong anggaran begitu besar? Karena tentunya sangat berefek,” herannya.