Tentunya pengelolaan yang kini diambil alih oleh Kemensetneg diharapkan tidak menghapus tujuan awal pembangunan TMII yang bersejarah.
“Pengelolaan oleh Kemensetneg ini jangan sampai menghapus kesejarahan dan tujuan pembangunan TMII. Karena sejarah adalah inspirasi masa depan,” ungkap Agung.
Di lahan TMII seluas 150 hektar itu masyarakat bisa menemukan berbagai keunikan budaya nasional dari berbagai provinsi. Selain itu juga sejarah panjang bangsa ini melalui museum yang ada di sana.
Misalnya peta relief miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, Rumah Adat dari berbagai daerah serta berbagai museum dan taman satwa.
Misalnya Museum Wayang, Museum Transportasi, Museum Indonesia. Yang tentunya sangat berguna untuk pendidikan masyarakat. Agung meminta hal-hal yang baik dan sudah ada di TMII serta menjadi ciri khasnya jangan sampai diubah.
“Maskot sejarah Indonesia yang berupa budaya dan suku bangsa jangan sampai tergusur. Karena warga yang tidak mampu atau yang tidak punya duit untuk terbang ke seluruh Nusantara tetap bisa menikmati keindahan budaya Nusantara lewat miniatur Indonesia di TMII,” tutur Agung.