“Artinya melihat positioning atau peta politik belum menunjukkan ada kandidat yang betul-betul kuat itu. Pilpres akan potensial masuk pada putaran kedua atau terjadi dalam dua putaran,” ujarnya.
Selain itu, Arya memaparkan alasan lain karena kemunculan tiga tokoh itu hampir menghapus nama-nama lain sebagai kandidat calon presiden. Sehingga, makin kecil kemungkinan untuk koalisi partai melirik nama-nama di luar tiga tokoh itu.
“Gap [ketiga orang] itu dengan kandidat lainnya itu jauh sekali. Jadi melihat data itu cukup sulit bagi nama-nama di luar dari tiga nama tersebut untuk berkontestasi secara elektoral,” kata Arya.
“Jadi kenapa ini berpotensial dua putaran karena saat ini muncul tiga kekuatan utama yang potensial akan menjadi atau menarik koalisi,” sambungnya.
Sementara itu dalam forum yang sama, Indo Riset melakukan simulasi dua pasangan yang akan masuk ke dalam putaran dua.
Simulasi pertama menyebut jika yang masuk ke dalam putaran kedua adalah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Anies berpotensi unggul dibandingkan Ganjar.
“Anies mendapatkan suara 45,6 persen, sementara Ganjar mendapatkan suara 41,9 persen,” ucap Direktur Indo Riset Roki Arbi.