“Karena salah satu kunci penentu kemajuan dan kesuksesan dari suatu bangsa adalah sangat tergantung kepada apakah di antara warga bangsa tersebut masih ada rasa kebersamaan serta rasa persatuan dan kesatuan atau tidak,” ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Anwar kewajiban secara moral bagi MUI mengimbau partai politik yang mengusung capres dan cawapres tahun 2024 untuk mendengar suara rakyat. Tak sekadar mendengar suara dan keinginan dari segelintir orang atau pemilik modal.
“Oleh karena itu semua sumberdaya yang ada di negeri ini harus bisa di manage dan dikelola dengan sebaik-baiknya untuk terciptanya sebesar-besar kemakmuran rakyat,” kata Anwar yang juga petinggi Muhammadiyah tersebut.
Sebelumnya, Ma’ruf sempat meminta MUI tak ikut ribut-ribut soal urusan calon presiden atau wakil presiden yang akan maju pada Pilpres 2024 mendatang. Pernyataan itu diungkap saat puncak Milad MUI ke-47.
Akan tetapi, Ma’ruf mengingatkan MUI tetap punya peran mengarahkan umat supaya memilih capres terbaik. Baginya, hal demikian sudah diamanatkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Karena itu kita arahkan pilih yang afdol. Jangan yang tak afdol. Tentu yang punya kapasitas, integritas, akhlak mulia, yang terbaik supaya yang dipilih dari calon yang ada. Itu tugas MUI arahkan ke umat ke sana, bukan A atau B,” kata Ma’ruf.