Menurut Umam, melemahnya politik identitas pada Pemilu 2024 karena kubu Prabowo yang dalam pemilu sebelumnya sangat memanfaatkan basis kelompok Islam kanan, kini justru menunjukkan citra sebaliknya.
Terutama usai ia dan pasangannya kala itu, resmi masuk kabinet Presiden Joko Widodo.
Kondisi tersebut, menurut Umam, dinilai sebagai inkonsistensi dalam komunikasi politik Prabowo. Dia meyakini kekuatan Prabowo dalam memanfaatkan kelompok Islam kanan tak akan sekuat pada 2019 maupun 2014.
“Kalau misal terjadi koreksi, tidak yakin Prabowo akan menggunakan politik identitas lagi. Karena dia sudah dianggap inkonsisten dengan klaim dan langkah politiknya,” katanya.
Sementara itu, Umam menilai kubu Anies juga memiliki kemungkinan kecil akan memanfaatkan kelompok Islam pada Pemilu 2024 mendatang. Menurut dia, Anies tak lagi bisa menggunakan sayap kanan untuk mendulang suara pada Pilpres 2024.
Akan tetapi, menurut Umam, potensi sejumlah pihak untuk kembali memanfaatkan sayap kanan pada Pilpres tetap ada. Sebab, mau tidak mau, katanya, politik identitas merupakan isu yang paling murah dan efektif digunakan dalam momentum elektoral.