Partaiku.id – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, menilai bahwa tantangan kebangsaan di era 2025 menuntut adanya revolusi mental sebagai langkah strategis dalam mengaktualisasikan Pancasila, terutama bagi kalangan generasi muda.
“Revolusi mental dan pembangunan karakter bangsa menjadi fondasi penting dalam membumikan Pancasila, sekaligus menghadirkan pembangunan inklusif yang menempatkan manusia sebagai pusatnya,” ungkap Aria Bima saat kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama pemuda Yogyakarta di Wisma Santikara, Sabtu (20/9/2025).
Ia menjelaskan, penguatan Pancasila harus diwujudkan melalui sejumlah agenda besar: menjadikannya ideologi negara yang adaptif, memperjuangkan identitas budaya nasional, mewujudkan kemandirian ekonomi, serta memperteguh prinsip negara hukum yang berlandaskan Pancasila.
“Di saat yang sama, kita perlu membangun kohesi sosial, memperkuat kedaulatan politik, serta menjaga pertahanan nasional dari berbagai ancaman global,” tambahnya.
Menurut Aria, Pancasila tetap relevan sebagai pijakan bangsa dalam menghadapi derasnya arus globalisasi, kemajuan teknologi digital, serta meningkatnya ancaman intoleransi dan perpecahan. Hal tersebut juga ia tuangkan dalam buku terbarunya Pembumian Pancasila di Era Kekinian 2025, yang memadukan refleksi historis dengan strategi aktual demi mempertegas Pancasila sebagai ideologi kerja bangsa.
“Sejak pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, perjalanan bangsa—dari Piagam Jakarta, Dekret 5 Juli 1959, hingga era reformasi—selalu menunjukkan bahwa Pancasila menjadi penuntun dinamis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar landasan normatif, melainkan ideologi hidup yang mesti diwujudkan dalam praktik keseharian, arah kebijakan, serta sebagai kompas pembangunan nasional.
Berdasarkan survei Harian Kompas 2014–2016, Aria mengingatkan bahwa hanya 43 persen generasi muda yang menyatakan percaya pada Pancasila, sementara 48 persen meyakini keutuhan NKRI. “Data ini menjadi alarm bahwa perlu terobosan baru dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila, terutama di kalangan milenial dan Gen Z,” tegasnya.
Ia menutup dengan menekankan bahwa Pembumian Pancasila di Era Kekinian 2025 hadir sebagai pengingat sekaligus panduan praktis untuk memastikan nilai kebangsaan, kemanusiaan, keadilan sosial, demokrasi, dan ketuhanan tetap menjadi pondasi utama peradaban bangsa Indonesia.