“Saya optimistik jika lulusan SMK tersebut dapat diserap politeknik atau perguruan tinggi yang berbasis vokasi tentu sangat potensial menjadi angkatan kerja yang handal, produktif profesional dan mampu bersaing secara global,” ucapnya.
Sekarang, kata Arzeti, tinggal bagaiman pemerintah melihat dunia vokasi. Apakah akan membangun poleteknik sesuai dengan dunia industri atau berbasis potensi daerah. Dia menambahkan, di Indonesia terdapat 4529 perguruan tinggi, namuan hanya 5,4 persen perguruan tinggi vokasi atau politeknik.
“Itupun masih diperlukan juga perbaikan kurikulum, penyediaan dosen yang handal, sarana prasara praktek yang menunjang dan perpustakaan sehingga lulusan politeknik tidak sebatas bagus dalam penguasaan teori tetapi juga trampil sesuai dengan bidang yang ditekuni,” ucapnya Arzeti.
Arzeti mengaku bangga memiliki Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menrstekdikti) Mohammad Nasir. Pasalnya, ia begitu konsen dengan dunia pendidikan vokasi.
“Satu waktu Menrsitekdikti Moh Nasir mengirimkan surat kepada para pelaku industri bahwa lulusan D4 setara dengan sarjana akademik. Saya sebagai Anggota DPR RI Komisi X, beliau sangat mensupport sekali apa yang dilakukan oleh Pak Nasir,” katanya.