Ayep yang juga Praktisi Ekonomi dan Pertanian sekaligus Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu mengatakan bahwa menjadi wirausahawan saat ini tidaklah mudah. Menurutnya pilihannya antara berwirausaha sendiri dan harus punya modal besar atau berkolaborasi.
Maka, Ayep yang juga selaku Pendiri Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) mengajak para peserta hadirin entrepreneur talk bekerjasama untuk menjadi mitra dalam membangun kedaulatan pangan di Sukabumi baik itu di bidang pertanian, peternakan maupun perikanan.
Dalam gagasannya Ayep menawarkan paling tidak bekerja bersama-sama mulai tahap awal selama 10 tahun sampai 2033 mendatang dan tahap kedua dilanjutkan sampai 2043 menuju Sukabumi yang berdaulat.
“Tentunya dalam menjalankan semua itu akan membutuhkan dana. Dari mana dana itu didapatkan? bisa melalui perbankan atau alternatif lain yaitu melalui instrumen wakaf uang,” kata Ayep.
Ayep melanjutkan wakaf itu sendiri artinya harta yang diwakafkan tidak boleh berkurang nilainya atau hilang, yang juga disebut sebagai dana abadi, kemudian dikelola dengan hasil pengelolaan tersebut akan disalurkan kepada penerima manfaat baik itu untuk kesehatan, pendidikan, sosial dan ekonomi ataupun UMKM.