Di tempat yang sama, Ananto Nur Haryanto mewakili Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hasta Karya mengatakan, mundurnya Bambang Soesatyo dari bursa menjadi momen rekonsiliasi internal Golkar.
Dua poros caketum Partai Golkar memiliki visi dan misi yang sama, demi membesarkan Partai Golkar. “Artinya, rekonsiliasi itu indah,” kata dia.
Terlepas dari itu, kader Partai Golkar dalam sejarahnya selalu mendapat tempat sebagai pemimpin di mana pun berada. Di Senayan menjadi pimpinan di setiap lembaga; MPR, DPR dan DPD RI.
Ketua MPR dipegang Bambang Soesatyo. Saat bursa mengemuka juga nama Fadel Muhammad, yang juga kader Golkar.
Di Pimpinan DPR RI, kader Partai Golkar juga menempatkan kadernya, yakni Aziz Syamsudin. Ini tidak terlepas dari keberhasilan Partai Golkar meraih suara terbesar ke dua pada Pemilu 2019.
Sedangkan di DPD RI, kader Partai Golkar juga mendapat amanat menjadi pimpinan. Dia adalah Mahyudin sebagai Wakil Ketua DPD RI.
“Persaingan menjadi pimpinan di DPD RI sangat ketat, toh kader kita mendapat amanat untuk jabatan itu,” kata Ananto.