Menurut Hasto, di konferensi itu, para mahasiswa bisa membahas isu penguasaan teknologi yang berkeadilan, green and blue economy, dan lain-lain.
“Karena menjadi mahasiswa sekarang harus going global. Itu yang kita harapkan jika kita belajar dari teori geopolitik Soekarno,” imbuhnya.
Ditegaskan Hasto, teori geopolitik Soekarno mengajarkan pentingnya kemampuan intelektual dengan banyak membaca; pentingnya ide dan imajinasi kemajuan masa depan.
“Jadi cara berpikir kita mau membangun Indonesia, sering menunggu ada dana dulu. Kalau tidak ada dana sepertinya tidak bisa. Padahal Bung Karno, Bung Hatta, KH Agus Salim, Prof. Mohamad Yamin selalu berpikir the power of idea. Ini yang paling penting memerdekakan Indonesia,” ulas Hasto.
“Tanpa ada ide, imajinasi kita akan kehilangan spirit dalam mencapai masa depan,” pungkasnya.