“Sekarang mana ada mahasiswa Asia-Afrika? Sekarang anda harus pimpin, gagas. Karena pemikiran Cak Nur itu lintas masa waktu tertent dan visioner serta relevan. Sehingga anda harus pakai spirit itu. Dulu ada bapak Emil Salim memimpin mahasiswa Asia-Afrika. Ada wartawan Asia-Afrika. Apakah kita punya leadership bertindak keluar,” sambungnya.
Hasto mengingatkan pentingnya menunjukkan kepemimpinan Indonesia dengan segala gagasannya. “Apa yang dilakukan dengan ekspor pete dan jengkol, ini sangat penting kalau dilihat dalam spiritnya, bagaimana komunitas Indonesia diterima di Jepang. Kita kuasai iptek agar bisa menjadi pemimpin bangsa-bangsa,” kata Hasto penuh semangat. Bahkan dia memberi penekanan lebih lanjut.
“Daripada kaya tapi miskin gagasan. The power of idea ini sangat penting dalam teori geopolitik Soekarno,” pungkasnya.