Anies tidak hanya dihadapkan pada pandemi Covid-19, tetapi juga lawan politiknya di DPRD DKI Jakarta. Sejauh ini, dia dikritik keras oleh fraksi PDIP dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Fraksi lainnya setuju Formula E digelar.
Fraksi PDIP dan PSI menganggap Formula E merupakan program yang tak patut digelar. Cenderung pemborosan anggaran. Terlebih, selama pandemi, banyak masyarakat yang terbebani sehingga patut diberikan bantuan. Secara garis besar, itulah poin kritik dari PDIP dan PSI.
Anies Baswedan telah melakukan pembayaran kepada FEO Ltd selaku promotor dan pemegang lisensi Formula E atas penyelenggaraan acara olahraga tersebut sebesar Rp560 miliar. Pemprov DKI Jakarta pun sudah berkomitmen untuk menggelar Formula E hingga 2024 mendatang dan sudah dibayarkan.
Apabila Formula E tidak sukses dilaksanakan, wajah Anies tentu bakal tercoreng jika penyelenggaraan Formula E tak direalisasikan. Termasuk juga jika Formula E dilaksanakan namun tidak memuaskan atau mengalami kendala.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno berpendapat lain. Menurutnya, upaya Anies menggaet tokoh nasional seperti Ahmad Sahroni dan Bambang Soesatyo dalam kepanitiaan Formula E bertujuan mendekati pemerintah pusat.