“Ibu Megawati, suatu saat saya mendampingi beliau di Gianyar, ada dekorasi bunga Gemitir. Sambil jalan ke tempat acara, beliau melirik, kiri dan kanan, saya pikir beliau akan tanya. Benar saja beliau tanya, Koster ini dekorasi bagus, tetapi, kok, ini kuning semua. Saya bilang nanti saya bikin merah,” kata Koster.
Menurutnya, pengembangan benih Gemitir untuk warna baru dilaksanakan selama tiga tahun dan menghasilkan varietas warna merah hingga putih.
“Setelah ini jadi, ini kebahagiaan luar biasa. Pertama varietas bertambah, oranye, emas, merah, dan putih,” ujar Koster.
Dia mengatakan benih Gemitir warna baru ini menjadi varietas asli Bali dan bisa menjadi tanaman unggulan dari provinsi di Pulau Dewata.
Menurut Koster, pengembangan varietas baru bisa menguntungkan dari sisi ekonomi apabila melihat konsumsi bunga Gemitir cukup tinggi, terutama saat hari raya keagamaan Hindu seperti Galungan dan Kuningan.
Di mana, hal ini juga untuk menekan angka impor bibit tanaman yang sama dari Thailand.
Dirinya kemudian membeberkan angka pengembangan benih Gemitir hanya Rp 3 Miliar, sedangkan impor tanaman yang sama menghabiskan biaya Rp 30 Miliar per tahun.