Selain itu, Suharsono mengatakan hilir sungai Babon yang terletak di Kawasan Pucanggading tersebut ada pintu air. Namun pada kejadian banjir Ahad sore itu, pintu air baru dibuka mencapai 170 cm.
“Artinya memang dengan kisaran 170 cm itu sudah melebihi ambang batas. Seharusnya kurang dari itu pintu air di Pucanggading sudah dibuka seharusnya, sehingga tidak terjadi luapan di Meteseh dan Rowosari. Atas kondisi tersebut, Suharsono berharap kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait segera komunikasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pemali Juana.
“Sebenarnya sudah dialokasikan anggaran 2021, namun karena ada kendala refocussing anggaran sehingga pada tahun 2021 ini belum jadi normalisasi sungai Babon,” tandasnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan komisi C DPRD Kota Semarang agar memberikan rekomendasi kepada pemeirntah pusat terkait percepatan normalisasi Sungai Babon itu.
“Oleh karena itu, nanti kami akan berkoordinasi di komisi C DPRD Kota Semarang, agar menyampaikan rekomendasi supaya ada percepatan normalisasi sungai Babon oleh pemerintah pusat, karena nilainya cukup besar, sebagaimana di sungai Bringin, kemudian juga di Banjir Kanal Timur (BKT), kita berharap normalisasi Sungai Babon ini nanti segera bisa dipercepat,” jelasnya.