Di sisi lain, Ahmad mengingatkan ada dampak serius jika DPP PSI tidak berbenah. Salah satunya dampak paling mungkin terjadi adalah ditinggal pendukungnya dan kembali tidak lolos ke DPR pada pileg 2024.
Padahal, dia melihat branding PSI sejak awal berdiri adalah partai yang demokratis, terbuka, dan lekat dengan anak muda. Selain itu, PSI juga berusaha menampilkan citra sebagai partai dengan konsep ataupun model partai yang berbeda dengan partai-partai yang telah ada, di mana model rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatifnya tertutup.
Sebagai contoh, pada tahun 2018, PSI membuat terobosan dengan membuat tim seleksi anggota legislatif independen dari luar partai. Seingat saya, ada beberapa nama saat itu, salah satunya Mahfud MD. Namun, citra PSI sebagai partai yang terbuka, demokratis, dan tidak elitis justru hancur ketika Giring terpilih menjadi ketua umum.
“Terlepas dari pemilihan Giring sebagai ketua umum sudah sesuai dengan aturan internal partai yang berlaku, namun publik tetap mempertanyakan jalannya Giring hingga terpilih? Dalam bayangan saya, ketika Grace Natalie mundur dari posisi ketua umum, PSI seharusnya membuat sebuah model seleksi yang terbuka dan diketahui oleh publik,” ujarnya.