Aswin mengatakan kelompok tersebut menganut pemikiran NII era Kartosuwiryo yang ingin mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia dengan khilafah atau syariat Islam.
Aswin menyebut NII Sumbar memiliki banyak rencana. Termasuk serangan teror yang diawali dengan mempersiapkan senjata tajam (disebut golok) dan juga mencari para pandai besi.
“Temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka,” ujarnya.
Polri yakin jaringan ini masih memiliki anggota sekitar 1.125 orang. Ada yang telah berbaiat atau bersumpah setia namun belum aktif dalam kegiatan NII.
(mts/rds)

