Sementara peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, tak kaget dengan inkonsistensi Jokowi. Menurutnya, bukan kali pertama Jokowi menunjukkan wajah beda pendiriannya.
Bawono kembali mengungkit soal janji Jokowi pada 2014 yang mengatakan tidak ingin menteri di kabinetnya menjabat sebagai ketua umum partai. Selang waktu lima tahun, Jokowi menjilat ludahnya sendiri dengan memasukkan beberapa ketum parpol ke dalam kabinetnya.
“Jadi inkonsistensi itu selalu ada dan menurut saya sih memang jelas ditunjukkan wajah inkonsistensi Presiden Jokowi itu semakin jelas makin ke sini. Baik inkonsistensi kebijakan di bidang politik maupun bidang ekonomi,” ucap Bawono pada CNNIndonesia.com, Rabu (6/4).
Meskipun, Bawono menyadari bahwa inkonsistensi Jokowi adalah perilaku umum elite politik saat ini. Artinya, nyaris tak ada elite politik yang konsisten sebab medan politik selalu membutuhkan negosiasi dan tawar menawar kepentingan.
“Politik itu sebenarnya bukan hal yang menuntut konsistensi, bukan hal yang memungkinkan kita untuk bersikap konsisten, pasti ada tawar menawar, ada adjustment-adjustment, ada negosiasi, kita enggak mungkin konsisten kalau di dalam politik itu ya, termasuk Pak Jokowi,” sambungnya.