Lebih jauh, BLT dinilai sebagai upaya Jokowi memenangkan kalangan masyarakat menengah ke bawah yang menjadi basis pemilih terbesar. Tak hanya itu, Jokowi menganggap kebijakan ini dapat emakin menguatkan legitimasi pemerintahannya.
“Sehingga ketika pemerintah melakukan manuver apapun akan ‘mendapatkan persetujuan’, karena yang kita lihat sekarag ini respon terhadap Jokowi tiga periode ini kan terbelah sebenarnya,” ucap Wasisto.
BLT Serupa Pereda Nyeri
Kritik terhadap BLT tak hanya terkait sikap politik Jokowi, namun juga pada efektivitas BLT itu sendiri. Bawono melihat kebijakan BLT ini seperti pereda nyeri saat sakit gigi. Hanya berguna sementara namun tidak menyelesaikan masalah.
Menurutnya, Jokowi bukan tidak mengetahui bahwa efektivitas BLT terhitung rendah. Namun demikian, BLT adalah jalur tercepat dan aman untuk segera menanggulangi potensi konflik di tengah masyarakat.
Senada, Wasis mengungkapkan bahwa efektivitas BLT hanya bersifat jangka pendek jika tidak dilakukan terus menerus. Artinya, upaya Jokowi untuk menaikkan legitimasi pemerintah tak akan berjalan mulus jika BLT hanya dilakukan satu-dua kali.