Dia berpendapat, dorongan agar menteri dari Nasdem di-reshuffle bermula karena PDI-P tidak suka terhadap sikap Nasdem mencalonkan sosok yang selama ini dianggap antitesis Jokowi.
“PDI-P tentu saja tidak suka dengan keputusan Nasdem yang masih ada di koalisi, tapi mendukung calon yang kelihatan seperti itu sikap dan posisi politiknya,” kata Abbas.
Ia yakin Jokowi pasti akan menghitung efek politik yang didapat sebelum melakukan reshuffle kabinet. Dia menyarankan Jokowi agar berhati-hati dan rasional dalam mengambil keputusan.
“Tapi saya kira Presiden tidak akan gegabah ambil keputusan. PDI-P punya aspirasi ya wajar,” kata Abbas.
Elektabilitas Anies Baswedan sebagai kandidat capres turun gara-gara naiknya angka approval rating atau tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi.
“Kenaikan approval rating presiden dalam temuan survei periode ini menjadi salah satu faktor yang memiliki kontribusi terhadap tingkat penuruan elektabilitas Anies,” kata Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, Kamis (5/1).
Merujuk hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 1-6 Desember 2022, elektabilitas Anies berada di angka 28,3 persen. Besaran ini merosot sekitar 4 persen dibandingkan survei November 2022 yang mana tingkat elektoral Anies mencapai 32,2 persen. Pada periode itu, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memang melonjak tinggi sekitar 7 persen, dari sebelumnya 25,7 persen pada survei periode September 2022.