Sementara itu, Prabowo meraih 24,6 persen di Mei 2021, turun 22,4 di Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen di Maret 2022. Disusul Gubernur DKI Jakata Anies Baswedan yang meraih 23,8 di Mei 2021, dan 20,8 persen di Maret 2022.
“Jadi trennya, Ganjar selalu unggul. Kedua Prabowo. Sementara Anies cenderung statis,” jelas Saiful.
“Sekarang peperangan terjadi antara Prabowo dengan Ganjar. Antara Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen. Dan Ganjar turun 4 persen,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, preferensi pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar sebagai sesuatu yang wajar. Walaupun Ganjar belum dikenal luas, menurutnya, basis Ganjar sama dengan Jokowi yakni kuat di Jawa Tengah.
Dengan data preferensi pemilih selama setahun terakhir ini, Saiful menduga suara pemilih Jokowi akan cenderung ke Prabowo dibandingkan ke Anies Baswedan.
Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari tren empat bulan terakhir, di mana dari Desember 2021 hingga Maret 2022 Prabowo mengalami kenaikan dari 22,4 persen menjadi 26,3 persen.
“Anies cenderung statis,” ujar Saiful.
(mts/bmw)