“Bisa dibayangkan, sesudah dipecahnya pendidikan tinggi menjadi kementerian sendiri, betapa banyaknya dapur kebijakan pendidikan di negeri kita. Sekali lagi, perubahan-perubahan itu dilakukan hampir tanpa kajian apapun,” kata Fadli.
Sebelumnya, Nadiem sendiri mengaku sempat bertanya-tanya kepada Jokowi perihal penunjukannya sebagai Mendikbud. Pasalnya, ia sadar diri bukan berasal dari kalangan pendidik, tapi pengusaha aplikasi daring.
Berdasarkan perbincangan dengan Jokowi, Nadiem menilai pertimbangan pengangkatan itu adalah terkait peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM); hal yang biasa ia lakukan di perusahaannya.
“Saya sadar bahwa apa yang bisa kami lakukan di dalam perusahaan saya sebelumnya, dan di seluruh sektor teknologi di Indonesia yang luar biasa perkembangannya, itu sebenarnya bukan teknologi, tapi SDM yang mendukung inovasi itu,” kata dia.
Terkait hal ini, Fadli sendiri menilai pendidikan nasional saat ini lebih butuh reformasi birokrasi alih-alih mengejar konsep yang canggih. “Sebab, sehebat apapun menterinya, jika birokrasi di bawahnya memble, pendidikan kita tak akan banyak bergeser,” kata dia.