Partai Gelombang Rakyat Indonesia

Fahri Hamzah Singgung Harmoko Orde Baru

Fahri Hamzah Singgung Harmoko Era OrbaPartaiku.id – Fahri Hamzah, menyindir klaim pemerintah bahwa tak ada kekerasan dalam proses pengukuran lahan warga untuk tambang andesit di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Klaim pemerintah itu dibalas Fahri dengan mengungkit gaya komunikasi Orde Baru lewat mendiang Menteri Penerangan saat itu, Harmoko.

“Kalau harmoko bilang enggak ada apa-apa ya sudah memang enggak ada apa2,” tulis Fahri lewat akun Twitter miliknya, Jumat (11/2).

Sebelumnya, pemerintah lewat Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD membantah informasi maupun pemberitaan terkait situasi mencekam Desa Wadas saat aparat kepolisian mengawal tim pengukur lahan milik warga, Selasa (8/2).

Dalam peristiwa ratusan aparat dikerahkan ke Desa Wadas. Terjadi penangkapan besar-besaran hingga sekitar 67 warga desa ditangkap polisi. Aksi kekerasan terhadap warga juga terekam video.

Mahfud mengakui ada tindakan tegas aparat kepada warga yang menolak pengukuran lahan. Namun, dia mengklaim tidak ada warga terluka. Situasi Desa Wadas juga tidak mencekam.

“Semua informasi dan pemberitaan yang menggambarkan seakan-akan terjadi suasana mencekam di Desa Wadas kemarin itu sama sekali tidak terjadi sebagaimana yang digambarkan terutama di media sosial,” kata Mahfud dalam jumpa pers, Rabu (9/2).

Mahfud juga membantah terjadi kekerasan terhadap para warga. Menurutnya peristiwa yang terjadi di lapangan adalah gesekan antara warga yang pro terhadap penambangan batu andesit di Wadas dan warga yang menolak rencana tersebut.

Ketua YLBHI Muhammad Isnur menuding Mahfud berbohong terkait insiden di Desa Wadas. Isnur juga menyebut penjelasan Mahfud bahwa tidak ada kekerasan terhadap warga Desa Wadas kemarin tak sesuai fakta-fakta di lapangan.\

“Cerita Pak Mahfud ini jelas tidak berdasar dan berbeda dengan fakta-fakta yang ada di lapangan dan kami lihat, LBH Jogja lihat di lapangan,” kata Isnur, Rabu (9/2).

“Jika Pak Mahfud melihat video yang tersebar dengan mudah di sosial media dan juga bagaimana cerita warga, jelas apa yang Pak Mahfud sampaikan itu bohong,” ujarnya menambahkan.

Isnur menyebut berdasarkan video yang beredar dari warga Wadas, banyak memperlihatkan aparat kepolisian menangkap warga desa dengan tindakan kekerasan. Selain itu, terdapat video yang menampilkan kekerasan aparat.

“Banyak di video kekerasan terjadi. Ada banyak pemuda termasuk pengacara LBH kena pukul juga, ditangkap oleh kepolisian,” katanya.

Menurut Isnur, Mahfud mesti datang sendiri ke Wadas untuk mengetahui fakta di lapangan. Ia ingin Mahfud mendengar langsung kesaksian warga agar mendapat informasi yang sesuai di lapangan.

“Pak Mahfud harusnya tidak mendengar sebelah pihak, tidak asal bapak senang, tapi datang lah ke masyarakat, datang lah ke Wadas,” ujarnya.
(wis)

 

Show More
Back to top button

Adblock Detect

Please consider supporting us by disabling your ad blocker