“Sepanjang pengadaan alutsista kita memang sangat mendesak bagi pertahanan negara, meskipun pembelian dengan cara hutang tentunya sudah diperhitungkan kemampuan negara untuk membayarnya, termasuk negosiasi bunga yang murah dan lunak [atau] jangka panjang,” kata Tamliha.
Tamliha pun mengatakan bahwa Indonesia tidak boleh terlena terhadap situasi pandemi Covid-19 yang sepertinya sebagai perang ‘biologis’ saat ini.
Dia berkata, Indonesia harus sigap mengantisipasi kemungkinan perang konvensional.
Senada anggota Komisi I DPR dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan, menyatakan bahwa setiap pembelian alutsista dari luar negeri dengan jumlah banyak pasti menggunakan mekanisme pinjaman luar negeri yang sudah disetujui oleh Bappenas dan Kemenkeu. Menurutnya, Indonesia memiliki rekam jejk yang baik dalam hal ini.
“Bukan hal besar, karena skema pinjaman luar negeri Indonesia untuk program pemerintah memiliki kredibilitas yang baik di mata kreditor dunia,” ucapnya.
Bila dilihat dari kondisi politik global, ia melanjutkan, kontrak pembelian jet tempur F-15 dari AS menunjukan dominasi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam pengadaan alutsista modern di Indonesia dan regional Asia Tenggara.