Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari persaingan global antara AS dengan China yang meluaskan pengaruhnya melalui kekuatan ekonomi.
“Dari sudut pandang AS dan kawan-kawan, dalam konteks persaingan eksistensi militer AS versus China, pembelian ini akan menjaga keseimbangan kekuatan militer dunia di regional Asia Tenggara,” katanya.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS menyetujui rencana penjualan 36 jet tempur F-15 dan berbagai macam peralatan militer senilai US$14 miliar atau Rp200,8 triliun (kurs Rp14.347 per dolar AS) ke Indonesia pada Kamis (10/2) kemarin.
Persetujuan tak lama diberikan setelah Indonesia melalui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meneken perjanjian pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale generasi 4,5 dengan Prancis.
Mengutip AFP Jumat (11/2), Departemen Luar Negeri AS menyatakan persetujuan penjualan diberikan demi meningkatkan keamanan mitra regional dan tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di kawasan itu.
(mts/arh)