Pada Selasa (8/2) kemarin, ribuan aparat kepolisian dengan senjata lengkap dikerahkan menyerbu Desa Wadas. Mereka mencopot banner penolakan Bendungan Bener dan mengejar beberapa warga sampai ke hutan.
Penduduk Desa Wadas mengatakan jumlah warga yang ditangkap aparat kepolisian sampai saat ini sekitar 64 orang. Beberapa di antaranya merupakan anak-anak dan orang lanjut usia.
Pelbagai elemen masyarakat sipil, seperti PBNU, Muhammadiyah,hingga anggota DPR RI pun mengkritik keras langkah yang diambil kepolisian tersebut.
Salah satunya, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari. Ia menyatakan bahwa tingkah represif aparat ke warga Desa Wadas tidak sejalan dengan program Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan (Presisi) yang digaungkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Menurutnya, Polri seharusnya menjaga agar warga merasa aman tidak diliputi rasa takut akibat tekanan yang terjadi. Dia berkata, dialog dan langkah persuasif seharusnya dikedepankan oleh aparat.
“Pendekatan represif dalam melakukan pengamanan terkait pelaksanaan pengukuran tersebut tidak sejalan dengan program Presisi dari Kapolri,” ucap pemilik sapaan akrab Tobas, Rabu (9/2).
(mts/ain)