Partaiku.id – Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyoroti atap tribun Formula E yang roboh beberapa waktu lalu. Diketahui, atap tribune balapan mobil listrik itu ambruk diduga akibat angin kencang dan hujan deras pada Jumat (27/5).
Terkait insiden ini, Gembong menganalogikannya dengan salah satu peribahasa Jawa yaitu ‘kegedhen empyak kurang cagak’. Menurutnya, ajang yang diusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu sama seperti peribahasa tersebut, yakni terlalu besar namun tak diimbangi persiapan matang.
“Kalau bahasa-bahasa orang Jawa itu ‘kegedhen empyak kurang cagak’. Artinya apa? Bahwa cita-cita yang begitu besar tetapi tidak diimbangi dengan persiapan yang matang,” kata Gembong saat dihubungi, Senin (30/5).
Gembong menyebut minimnya persiapan itu di antaranya terkait perencanaan maupun eksekusi di lapangan.
“Soal perencanaan, soal eksekusi di lapangan, sehingga tidak ada keseimbangan antara keinginan dengan persiapan yang matang untuk gelaran Formula E itu,” ujar dia.
Dia juga menyebutkan salah satu contoh kurangnya perencanaan yaitu pengelolaan alokasi anggaran yang menurutnya kerap berubah.