Dalam hubungan luar negeri, imbuh dia, Indonesia dan Golkar berpatokan pada kebijakan luar negeri “bebas dan aktif” yang bersifat non-blok, dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai ukuran dan lokasinya.
Perlu diketahui, kunjungan Partai Golkar ke Partai Komunis Cina telah dilakukan sejak lama. “Bahkan era Pak Wahono menjadi Ketua Umum Golkar, saya menjadi perwakilan yang berkunjung ke Cina, ke PKC,” ungkap Agung. Ia pun tak cuma sekali mengunjungi PKC.
Tokoh senior Partai Golkar itu bahkan sudah tiga kali berkunjung ke China. Dalam kunjungan tersebut, kader Partai Golkar meninjau sekolah kader di PKC serta meninjau manajemen partai dan asetnya.
Biasanya kader Partai Golkar juga menghadiri jamuan makan malam dan makan siang dengan pejabat setempat. “Sudah tiga kali saya berkunjung ke PKC, era Pak Wahono, era Pak Harmoko dan era Pak Akbar Tanjung,” katanya.
Agung menegaskan, kunjungan dan kerja sama itu tak mengubah dirinya menjadi berpaham komunis. Kunjungan itu hanya semata-mata studi banding antara partai-partai dua negara.
Studi banding itu pun, ia melanjutkan, berdasarkan kajian ilmiah. “Saya tetap antikomunis, saya tetap Golkar. Jadi jangan keliru menterjemahkannya.