Partaiku.id – Menurut Hasto, untuk bisa mewujudkan teori tersebut di dalam praktik pemerintahan Indonesia, harus dimulai dari perubahan mentalitas dan kepemimpinan nasional. Pada titik itulah Lemhannas memiliki posisi serta peran yang penting.
“Lemhannas menjadi ruang dan medium penting agar para pemimpin Indonesia berani membuat ide imajinasi untuk masa depan dan bangsa. Dan di Lemhannas ini sipil, militer dan kelompok fungsional atas dasar profesi juga blended,” ujar Hasto.
“Pemimpin Indonesia dari pusat sampai daerah harus paham geopolitik. Kesadaran geopolitik juga harus ditanamkan kepada rakyat Indonesia. Harus ditanamkan dalam pikiran rakyat Indonesia bahwa Indonesia adalah negara besar, yang segala tindakannya juga harus mencerminkan sebagai negara besar dan kuat,” tambah Hasto.
Ke depan, lanjutnya, pemahaman geopolitik harus jadi bagian utama perumusan kebijakan strategis pemerintahan. Misalnya, Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, hingga Kementerian Keuangan, harus bisa berpadu dalam sebuah kebijakan yang memperhitungan geopolitik.
“Syarat utama mengatasi kelemahan selama ini adalah bangun self confidence, ciptakan hukum internasional, perkuat diplomasi pertahanan, perdagangan ekonomi, dan perkuat kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu harus diingat, tanpa kemampuan pemimpin intelektual dan visioner, kita tak punya masa depan,” tegas Hasto.