Diakui dia, partai baru tersebut tidak dipungkiri terdiri dari mantan-mantan politisi PKS. Akan tetapi, di sisi lain, partai tersebut juga bukan merupakan perpanjangan organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi). Partai Gelora lahir dari kegelisahan, mencari akar masalah dan solusi.
“Kami di Jabar di antaranya terdiri dari senior-senior mantan ketua DPD sebelumnya. Kami lahir dari seluruh Indonesia, bahkan kencang di Timur Indonesia,” tuturnya.
Ditegaskan Haris, Partai Gelora merupakan entitas baru. Awalnya, kegelisahan di beberapa daerah karena ada peran kemandegan Indonesia sebagai negara besar. Bahkan sering dininabobokan sebagai negara besar, tapi ternyata negara berkembang.
“Kemudian ketika berjalan pemerintah Jokowi, situasi tidak makin membaik secara keseluruhan, padahal kita punya potensi seperti ekonomi, militer, tapi tidak mendongkrak Indonesia terutama menyelesaikan persoalan dalam negeri terlebih jadi solusi untuk negara lain khsusunya negara muslim.
Akhirnya kita ambil tagline arah baru Indonesia,” tuturnya.
Terkait dengan posisi Partai Gelora, dia mengklaim pihaknya ada di tengah atau nasionalis, bukan di kanan atau di kiri. “Ini entitas baru, bukan pecahan PKS, kalau pecahan PKS ya artinya kami tetap di kanan,” katanya.