Di sisi lain, cerita ini juga menggambarkan soal kesetiaan. Yakni lewat kesetiaan Dewi Sinta, yang mengandung berbagai ujian dan konsekuensi.
“Tetapi apa pun itu, tetap setia pada jalan kebenaran itu. Dan akhirnya mendapatkan rahmat perlindungan dari Yang Maha Agung, Yang Maha Kasih, sehingga Dewi Sinta akhirnya mendapatkan tempat yang begitu mulia karena jalan suci yang ditempuh Dewi Sinta,” jelas Hasto.
Lebih lanjut, menurut Hasto kisah ini juga dirasakan banyak manusia dalam kehidupannya. Tak terkecuali dalam kehidupan politik. Apalagi bagi PDI Perjuangan dan Pemerintahan Presiden Jokowi, kader partai yang kini memimpin Indonesia.
“Dalam seluruh ekspresi yang kita persembahkan hari ini, juga ungkapan do’a. Merupakan suatu penyatuan antara alam pikir, alam rasa, dalam gerak, vokal, di dalam lagu yang mencerminkan suasana batin kita untuk menuju kesempurnaan, menuju kebahagiaan,” tandas Hasto.
Nantinya dalam HUT PDI Perjuangan ke-49 yang puncaknya pada 10 Januari 2022, tema yang diangkat adalah “Bangunlah Jiwa dan Badannya untuk Indonesia Raya”. Tema itu dipilih karena PDI Perjuangan ingin menggelorakan semangat kebangkitan pasca pandemi yang melanda dunia dan Indonesia sejak awal tahun 2020 hingga hari ini, dan semoga pandemi ini lekas berlalu. (*)