“Inilah kemudian yang mengangkat bahwa imlek kita rayakan, sama kemarin Harlah NU juga dirayakan oleh PDI Perjuangan,” urai Hasto.
Soal acara Imlekan Bareng Banteng itu sendiri, Hasto mengatakan bahwa ini wujud PDI Perjuangan sebagai rumah kebangsaan dari semua warga negara. Dan perayaan Imlek adalah wujud nyata keseriusan PDI Perjuangan merawat kebhinekaan.
“Ya inilah PDI Perjuangan sebagai rumah kebangsaan Indonesia raya, kami selalu diajarkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri bagaimana kita harus selalu mengggelorakan semangat kebangsaan semangat Indonesia untuk semua,” kata Hasto yang berbincang di acara itu bersama Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Hamka Haq.
“Karena itulah imlek, kita bisa melihat bagaimana Indonesia dibangun oleh semuanya dengan cara gotong royong termasuk juga kelompok Tionghoa,” sambung Hasto.
Lebih lanjut, bagi Hasto, kebudayaan membentuk jati diri Indonesia sebagai bangsa. Beragam suku agama telah membentuk identitas nasional. Dicontohkan Hasto, pebulutangkis Rudi Hartono yang berdarah Tionghoa telah menjadi idolanya sejak kecil. Hasto meyakini semangat Rudi saat itu adalah bagaimana merah putih berkibar, tak ada bicara soal warna kulitnya atau genetik dirinya.