“Sehingga berpotensi memunculkan gerakan people power,” imbuhnya.
Mengenai aksi demonstrasi hari ini, menurut dia, wajar apabila mahasiswa menolak wacana tiga periode. Kendati begitu, ia mengingatkan agar jangan sampai aksi demonstrasi ini ditunggangi oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
“Jangan sampai aksi demonstrasi ini kemudian ditunggangi kepentingan politik tertentu, sehingga berkembang menjadi gerakan makar penggulingan pemerintahan hasil pemilu,” papar dia.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, juga berpendapat bahwa potensi kerusuhan besar tak bisa terelakkan apabila wacana Presiden tiga periode terealisasi. Menurutnya, hal ini dikarenakan rakyat sudah muak dengan cara kekuasaan yang tidak partisipatif.
Ia khawatir kerusuhan besar seperti tahun 1998 terulang kembali di masa Jokowi.
“Rakyat ini ibaratnya sudah muak, dengan cara kekuasaan yang cenderung tidak partisipatif, seenaknya. Oleh karena itu, ketika ini direalisasikan, mohon maaf, kelihatannya akan terjadi chaos,” kata Ujang.
Jika terjadi kekacauan sosial, buntutnya, bukan tidak mungkin militer mengintervensi pemerintahan. Hal ini, kata Ujang, juga harus dihindari, karena demokrasi bisa terancam apabila militer turun tangan ke dalam pemerintahan.


