Hal ini terbukti dengan diterimanya AHY oleh Jokowi di istana negara, setelah Jokowi dinyatakan menang Pilpres, dan Demokrat menyatakan dukungan kepada Jokowi sebagai pemenang.
Tidak hanya itu, AHY juga bersilaturahmi ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Langkah politik AHY tersebut memastikan spekulasi jika merapatnya AHY akan menguntungkan Demokrat, terkait pembagian kekuasaan di pemerintahan, katanya.
Publik mulai menebak posisi ideal bagi AHY di kabinet Jokowi jilid II, mulai dari Menpora, Mensos, Menteri Pertahanan dan sebagainya, dan hingga pada injury time finalisasi kabinet masih beredar nama AHY.
Namun yang menjadi pembenar seseorang diakomodir atau tidak oleh Jokowi dalam kabinet ditentukan oleh kehadiran para kandidat di istana atas panggilan dari Jokowi.
AHY termasuk figur yang tidak dipanggil oleh Jokowi ke istana dan hal ini menjadi pembenar, jika AHY memang tidak diakomodir oleh Jokowi masuk dalam gerbong kekuasaan.
“Kenyataan ini menimbulkan dugaan kuat jika hubungan Demokrat versus PDIP memang belum benar-benar pulih secara politik walaupun secara personal tidak bermasalah,” kata Ahmad Atang.