“Prinsip lainnya yang keempat juga agenda masa depannya. Agenda masa depan ini kan harus melihat nantinya akan mengerucut, siapa yang akan dicalonkan pada pemilu presiden 2024, dan ini kan pemilunya rakyat,” ujar Hasto.
“Ini kan sebagai bagian dari suatu evaluasi tentang kerja sama partai politik yang seharusnya mengedepankan aspek etika,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto tidak ingin mengganggu penjajakan kerja sama politik yang dibangun oleh NasDem bersama PKS dan Demokrat. Dia melihat kerja sama yang dibangun NasDem untuk Pemilu 2024 sudah intens dan mengarah koalisi.
“PDI Perjuangan menghormati itu. Menghormati langkah-langkah organisatoris melalui langkah Rakernas termasuk pertemuan silaturahim antar ketua umum partai politik yang di dalam berbagai rilis yang disampaikan itu kan sudah mengarah pada bentuk kerjasama partai politik,” ujar Hasto.
“Itu yang dihormati PDI Perjuangan, suatu hal yang sangat bagus. Kami tidak ingin mengganggu suatu kemapanan dalam kerja sama yang sudah dibangun,” terangnya.
Menurut Hasto, kerja sama politik PDI Perjuangan juga dibangun atas kesamaan calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024. Dia menyebut, NasDem dan PKS terlihat kecenderungan mendukung Anies Baswedan sebagai Capres 2024. PDI Perjuangan tidak ingin menganggu urusan rumah tangga partai lain.