“Lebih baik kita sebagai petinggi Partai Golkar berterus terang saja. Tidak perlu ditutup-tutupi karena rakyat kita tidak bodoh lagi, kader Partai Golkar tidak bodoh lagi dan tahu persis apa yang terjadi di dalam,” kata Bamsoet pada Rabu (28/8).
Tak berhenti sampai di situ, kubu Bamsoet kembali ditolak masuk ke Kantor DPP Partai Golkar saat hendak menyelenggarakan Rapat Pleno pada Rabu (4/9). Akhirnya, kubu Bamsoet memindahkan lokasi Rapat Pleno yang hendak mereka laksanakan ke Hotel Sultan, Jakarta.
Loyalis Bamsoet, Nusron Wahid, berkata penolakan ini merupakan sebuah hal yang tragis. Padahal, dia mengklaim, kedatangan pihaknya hanya untuk meminta konfirmasi Airlangga dan Sekjen Partai Golkr Lodewijk Freidrich Paulus terkait Rapat Pleno yang belum juga digelar oleh pengurus pusat.
“Ini ada sesuatu yang sangat tragis karena bagaimana seorang pengurus, bendahara partai yang selama kami bayar listrik maintenance dan bayar mereka semua, tapi enggak bisa masuk ke DPP sendiri,” ujar dia di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (4/9).
DPP Partai Golkar sendiri akan menggelar Rapat Koordinator Bidang (Korbid) di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat pada 6 hingga 10 September 2019.


