Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta bersikap netral dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar. Hal itu agar partai berlambang pohon beringin tersebut tetap utuh.
“Pak Jokowi sebaiknya bersikap untuk netral dalam perebutan Ketum Partai Golkar,” kata Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas di Jakarta, Sabtu (14/9/2019).
Menurutnya, bila ada keretakan di dalam Partai Golkar, maka akan mengancam eksistensi parpol dalam menyongsong Pemilu 2024 mendatang.
“Bukan Pak Jokowi yang terganggu, tapi Golkar sendiri,” ujarnya.
Ia menilai, mendekati kegiatan munas Partai Golkar berlangsung nanti, diprediksi akan muncul-muncul tokoh lain yang akan maju memperebutkan kursi nomor satu di partai berlambang pohon beringin tersebut.
Ia menyebut, calon-calon ketua umum nanti bukan hanya dua orang, yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo.
“Kekuatan tokoh-tokoh di Golkar cukup berimbang. Itu normal. Indikasi sehatnya politik di partai Golkar,” pungkasnya.2 dari 3 halaman
Harus Dapat Restu Jokowi?
Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) setiap tokoh yang ingin memimpin partai Golkar harus mendapat dukungan dari pemerintah. Alasannya, kata dia, karena Golkar adalah partai pendukung pemerintah.