Hendri juga mengingatkan bisa saja pernyataan Jokowi diartikan secara berbeda oleh para menterinya.
“Diartikan jangan bikin gaduh, jadi ngomongnya jangan kenceng-kenceng, kalau pelan-pelan boleh,” kata dia.
Atau, bisa saja pernyataan Jokowi diartikan sebatas berhenti berbicara. Yang artinya, opsi lain mewujudkan perpanjangan masa jabatan, bisa tetap dilakukan dengan cara mendorong terus proses amandemen UUD 1945.
Segala kemungkinan dan kekhawatiran itu dianggap wajar oleh Hendri. Sebab Jokowi, bagaimanapun, seorang politikus. Hendri pun meminta masyarakat tidak terbuai hanya lewat ucapan saja.
Kewaspadaan, kata Hendri, diperlukan lantaran yang dihadapi bukanlah sembarang pihak. Masyarakat saat ini berhadapan dengan para politisi yang memiliki kekuasaan untuk membuat berbagai kebijakan.
“Kita memang harus mengajak masyarakat untuk percaya kepada presiden Jokowi, tapi juga harus tetap waspada karena yang kita hadapi para politisi,” tuturnya.
Untuk membuktikan keseriusan perintah Jokowi, menurut Hendri yang mesti ditunggu adalah langkah selanjutnya dari Jokowi.
“Minimal ada yang dilakukan selain cuma pidato di sidang kabinet, walaupun itu (pidato) sangat meyakinkan,” ucap Hendri.


