Kedua, imbuhnya, harus ada keberpihakan dengan cara menyiapkan pemain-pemain dalam negeri siapa yang akan terjun ke hilirisasi.
“Pemerintah kan sudah tahu siapa pemegang IUPK nikel. Kalau pemegang IUPK ini tidak mau, mungkin bisa mendorong BUMN untuk melakukannya, atau pengusaha swasta nasional yang bersedia untuk melakukan. Kita lihat kesediaan mereka dan membantu dari aspek modal maupun teknologi. Bank-bank BUMN diikutsertakan dalam hal ini. Dari sisi teknologi kita bisa minta BRIN untuk membantu seleksi teknologinya. Kan sekarang ditengarai, para pemain lokal ini kesulitan pendanaan untuk membangun smelter. Serta teknologi yang dipakai di smelter Cina di Sulawesi juga pake teknologi yang usang dan tidak efisien,” jelas Rofik.
Ketiga, lanjutnya, setelah ada kesediaan dari pemain dalam negeri untuk membangun smelter dan industri turunan, ya pemerintah melakukan evaluasi dan monitoring secara rutin terhadap perkembangannya.
“Tapi kayaknya susah ya kita berharap kepada rezim yang sekarang untuk melakukan ini semua,” kata Rofik.